Minggu, Mei 10, 2009

Dhika's Pearl Harbor


Bagi Anda yang tahu sejarah, judul film di atas ini pasti mengingatkan Anda akan peristiwa bersejarah yang menyebabkan Amerika Serikat terjun ke Perang Dunia II. Pada 7 Desember 1941, pelabuhan Pearl Harbor yang penuh kapal perang AS diserang mendadak tanpa ada peringatan oleh armada udara Jepang sehingga begitu banyak korban berjatuhan.

Akibatnya Amerika Serikat yang tadinya masih ragu terlibat dalam Perang Dunia II, pun sepenuhnya bergabung dengan Sekutu dan menyatakan perang pada Jepang dan dua sekutunya, Jerman dan Italia. Banyak film yang menceritakan tragedi tersebut, namun dalam film "Pearl Harbor" karya sutradara Michael Bay, tragedi itu hanyalah latar belakang kisahnya.

Yang hendak diceritakan dalam film produksi tahun 2001 itu adalah drama cinta segitiga dua pria dan seorang wanita yang kebetulan ketiga-tiganya bekerja pada militer. Alkisah dua anak lelaki pedesaan di Tennesse pada tahun 1923, Danny Walker dan Rafe McCawley bersahabat karib dan bermimpi menjadi pilot. 18 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1941, Rafe (Ben Affleck) telah menjadi pria dewasa yang kharismatik dan menjadi pilot Korps Udara AD AS (cikal bakal Angkatan Udara AS) yang berpangkat kapten.

Di sisi lain walau Eropa telah terjerumus dalam perang, namun AS masih netral sehingga Rafe yang ingin bertempur di udara sehingga menjadi pilot sukarelawan untuk Skuadron Rajawali Inggris yang menerima piot asing. Namun kepergiannya ke Eropa berarti Rafe meninggalkan kekasihnya, Evelyn Johnson (Kate Beckinsale), perawat AL AS yang berpangkat letnan dan juga sahabatnya, Danny (Josh Hartnett) yang juga kapten penerbang di Korps Udara. Namun Danny dan Evelyn kemudian mendengar Rafe ditembak jatuh dalam sebuah misi dan dianggap telah tewas.

Evelyn dan Danny sangat terpukul mendengar kabar tersebut karena tidak menyangka Rafe begitu cepat pergi dari kehidupan mereka. Melihat Evelyn begitu sedih, Danny yang juga tidak kalah sedih, berusaha menghibur gadis tersebut. Karena sering bersama, tidak heran jika timbul bibit-bibit cinta diantara keduanya. Pada suatu malam, Danny dan Evelyn pergi ke pantai dan tidak terduga bertemu dengan Rafe. Rupanya Rafe masih hidup dan kini marah melihat kekasihnya jatuh ke pelukan sahabatnya sendiri. Persahabatan karib itupun berubah menjadi permusuhan sengit. Belum lagi Danny dan Rafe menyelesaikan masalah mereka, tiba-tiba armada udara Jepang menyerang Pearl Harbor.

Sutradara Michael Bay
Produser
Jerry Bruckheimer
Michael Bay
Penulis
Randall Wallace
Pemain
Ben Affleck
Josh Hartnett
Kate Beckinsale
Cuba Gooding, Jr.
Tom Sizemore
Jon Voight
Colm Feore
Mako
Alec Baldwin
Musik
Hans Zimmer
Film
John Schwartzman
Editing
Chris Lebenzon
Mark Goldblatt
Steven Rosenblum
Distributor
Touchstone Pictures
Buena Vista International
Tanggal Release
United States
May 21, 2001
Canada
May 25, 2001
United Kingdom
June 1, 2001
Australia, New Zealand
June 7, 2001
Durasi 183 minutes
Director's cut:
184 minutes
Negara
United States
Bahasa English
Anggaran
US$151,000,000
Pendapatan Kotor
US$449,220,945

Sabtu, Mei 09, 2009

Dhika's Swat


Dalam film berjudul "S.W.A.T." itu dikisahkan bahwa Jim Street adalah seorang seorang anggota regu pasukan khusus SWAT yang bersama partner kerjanya Brian Gamble dicopot dari jabatan karena sebuah insiden penyelamatan yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa. Gamble memilih untuk mundur dari kepolisian, sementara Street yang hidupnya telah diabdikan sepenuhnya untuk menjadi penegak hukum, masih bertahan dengan harapan suatu hari mendapat kesempatan untuk menebus kesalahan fatal tersebut.

Kesempatan tersebut akhirnya datang ketika Dan "Hondo" Harrelson terpilih sebagai kepala tim SWAT yang baru. Dikenal sebagai orang eksentrik yang senang mengumpulkan perwira nyeleneh namun potensial, Harrelson pun merekrut Street sebagai satu dari lima orang perwira untuk sebuah tim yang baru. Selain Street, mereka adalah David "Deke" Kaye, Michael Boxer, TJ McCabe, dan seorang perempuan Chris Sanchez. Setelah dilatih dengan keras selama beberapa minggu, tim SWAT mendapat tugas yang tidak ringan.

Mereka diserahi tugas mengawal seorang gembong obat bius Alex Montel keluar dari Los Angeles untuk diserahkan pada pihak Federal, bukan hal mudah mengingat sebelumnya Montel telah mnyampaikan bahwa ia akan memberi hadiah 100 juta dolar bagi siapapun yang berhasil melepaskannya dari tangan polisi. Keadaan semakin rumit setelah seorang mantan regu SWAT yang beralih profesi ikut serta dalam perburuan tersebut, yang membuat Harrelson dan para anak buahnya serasa berhadapan dengan diri sendiri.

Ide film "S.W.A.T" sendiri diambil dari serial televisi yang pernah populer di Amerika pada tahun 1970-an, yang akhirnya berhasil dituangkan oleh sutradara Clark Johnson ke atas pita seluloid dengan harapan mampu menyamai kesuksesan versi televisinya. Bintang-bintang besar pun direkrut, mulai dari Samuel L. Jackson (tokoh Mace Windu dalam "Star Wars Episode II: The Phantom Menace") yang kebagian peran sebagai sang komandan Harrelson, Collin Farrell yang baru saja sukses di film "Daredevil" dan "Phone Booth" (keduanya tahun 2002) sebagai tokoh utama Jim Street,

Sebuah film action tidak lengkap rasanya tanpa kehadiran tokoh perempuan, demikian pula dengan film "S.W.A.T." ini, sehingga dipilihlah Michelle Rodriguez yang ngetop lewat "The Fast and The Furious". Sang penjahat utama, gembong obat bius Alex Montel dipercayakan kepada Olivier Martinez, aktor Eropa yang namanya baru mulai merebut perhatian publik film berkat perannya sebagai pacar gelap karakter yang dimainkan Diane Lane dalam "Unfaithful" (2002).

Sutradara
Clark Johnson
Produser Dan Halsted
Chris Lee
Neal H. Moritz
Penulis
Characters:
Robert Hamner
Story:
Ron Mita
Jim McClain
Screenplay:
David Ayer
David McKenna
Uncredited:
George Huang
Lem Dobbs
Chris Morgan
Craig Fernandez
Pemain
Colin Farrell
Samuel L. Jackson
Michelle Rodriguez
LL Cool J
Olivier Martinez
Musik
Elliot Goldenthal
Distributor Columbia Pictures
Tanggal Release August 8, 2003
Durasi
117 min.
Bahasa
English
Spanish
French
Anggaran US$ 80,000,000.

Dhika's Face / Off


Namun bagaimana jika penyamarannya dilakukan dengan menggunakan wajah penjahat dengan operasi plastik ? Cara tersebut yang drastis jika tidak bisa dibilang aneh itu dalam film thriller "Face/Off" karya sutradara terkenal John Woo ternyata malah menimbulkan berbagai kesulitan yang hampir saja merenggut nyawa agen penegak hukum yang menyamar itu.

Nah, dalam film produksi tahun 1997, Agen Spesial FBI Sean Archer (John Travolta) setelah lama tanpa kenal lelah mengejar seorang teroris sadis dan berbahaya, Castor Troy (Nicolas Cage) akhirnya berhasil memperangkapnya sehingga tidak ada jalan keluar. Tidak hanya ingin menangkap Castor yang berbahaya bagi keselamatan umum, juga ingin membalaskan kematian putranya yang dibunuh Castor beberapa tahun lalu ketika teroris itu dalam keadaan terdesak dan menyandera putra Sean.

Walau Sean akhirnya berhasil menangkapnya, namun Castor menjadi koma setelah ketika Sean terpaksa melumpuhkannya. Celakanya sebelum koma, Castor mengaku telah menempatkan senjata biologi mematikandi Los Angeles. Kini hanya tinggal waktu senjata biologi aktif dan membunuh seisi Los Angeles dan sekitarnya. Hanya saudara lelaki Castor, Pollux Troy (Allesandro Nivolla) yang tahu lokasi, namun ia kini berada di penjara. Mana mau Pollux bersedia memberikan lokasi bom biologi itu.
Melihat keadaan genting, Sean bersedia menjadi sukarelawan untuk sebuah prosedur operasi bedah canggih.

Dengan kecanggihan prosedur, dokter bedah dapat memindahkan wajah Castor ke wajah Sean. Dengan wajah baru, Sean yang menyamar sebagai Castor akan lebih mudah mendapat lokasi bom dan mematikannya sebelum semuanya terlambat. Sayangnya rencana Sean menjadi berantakan lantaran Castor tiba-tiba sadar dari komanya dan bahkan berhasil memaksa dokter bedah untuk memindahkan wajah Sean ke wajah Castor. Kini dengan wajah Sean, Castor dapat dengan leluasa menimbulkan kesulitan pada Sean. Lantaran berwajah Castor, tidak seorangpun teman bahkan istrinya sendriri mempercayainya. Celakanya Castor alias Sean palsu dengan mudah menyamar sebagai agen FBI dan masuk ke kehidupan keluarga Sean.

Sutradara
John Woo
Produser
David Permut
Barrie M. Osborne
Terence Chang
Penulis
Mike Werb
Michael Colleary
Pemain
John Travolta
Nicolas Cage
Musik
John Powell
Michael A. Reagan (source music)
Film
Oliver Wood
Editing Steven Kemper
Christian Wagner
Distributor -USA-
Paramount Pictures
-non-USA-
Buena Vista Distribution
Touchstone Pictures
Twentieth Century Fox Home Entertainment
Tanggal Release June 27, 1997
Durasi
140 min.
Negara
U.S.A.
Bahasa
English
Anggaran
$80 million

Dhika's Troy


Film yang diambil dari kumpulan cerita Yunani Kuno ini berkisah tentang kisah cinta terlarang antara Paris yang merupakan pangeran dari kerajaan Troy dengan Helen yang berstatus ratu dari kerajaan Sparta.

Peperangan diantara kedua negara besar tersebut tidak terelakkan lagi ketika Paris nekat melarikan Helen dari suaminya yang sah raja Menelaus, dan tindakan ini dianggap sebagai penghinaan besar. Adik sang raja Agamemnon yang merupakan seorang raja yang ditakuti berhasil mengumpulkan sekutu untuk merebut kembali Helen dan menghancurkan Troy.

Niat tersebut sebenarnya hanyalah untuk menutupi ambisi Agamemnon sebenarnya, ia berambisi menguasai Troy untuk mendominasi daerah Aegean, sekaligus memantapkan kehebatannya sebagai penguasa. Negara yang dipimpin oleh raja Priam itu sendiri merupakan benteng yang sulit ditembus. Apalagi, Priam juga dibantu oleh jendral perang ternama pangeran Hector.

Lawan Troy tidak enteng. Selain dua kerajaan besar, mereka juga harus menghadapi orang yang disebut-sebut sebagai petarung paling hebat yang pernah ada yaitu Achilles. Pria yang diberkati dengan kesaktian ini tidak takut siapapun, dan tanpa ragu-ragu langsung memimpin pasukan untuk menyerang Troy. Siapa diantara mereka yang bakal tumbang?

Siapa yang tidak kenal Brad Pitt? Pria yang dinobatkan sebagai artis pria terseksi dunia ini dipercaya membawakan tokoh Achilles, dan mendapat lawan main yang seimbang. Aktor Orlando Bloom sebagai Paris lebih dikenal lewat perannya di trilogi The Lord of the Rings sebagai Legolas, sementara Eric Bana sang pemeran Hector sebelumnya sukses lewat film The Hulk.

Sebagai si cantik Helen, terpilih artis asal Jerman Diana Kruger, yang baru saja tampil dalam Michel Vaillant. Sang raja bijaksana Priam dimainkan oleh aktor gaek Peter O'Toole yang belum lama mendapat Oscar kehormatan, dan si kaisar haus darah Agamemnon diperankan dengan baik oleh Brian Cox, yang tampil sempurna sebagai penjahat di X-2.

Sutradara film epik ini adalah Wolfgang Petersen, yang telah dikenal berkat film-film sukses seperti In The Line of Fire, Air Force One, dan terakhir membesut The Perfect Storm tahun 2000 lalu.

Sutradara Wolfgang Petersen
Produser
Wolfgang Petersen
Diana Rathbun
Colin Wilson
Brad Pitt
Penulis
David Benioff
Pemain
Brad Pitt
Eric Bana
Orlando Bloom
Brian Cox
Sean Bean
Peter O'Toole
Diane Kruger
Musik
James Horner
Film
Roger Pratt
Editing
Peter Honess
Distributor
Warner Bros.
Tanggal Release May 14, 2004
Durasi
162 min (Theatrical)
196 min (Director's Cut)
Negara
United States
Bahasa
English
Anggaran $180,000,000

Kamis, Mei 07, 2009

Dhika's Freddy Vs. Jason


Freddy sendiri adalah salah seorang pembunuh berantai paling ditakuti yang mendiami sebuah rumah di Elm Street, yang akhirnya mati mengenaskan setelah masyarakat berkumpul dan membakarnya hidup-hidup di dalam rumah tersebut. Namun sebelum kematiannya, Freddy mengadakan perjanjian dengan setan sehingga bisa hidup abadi, mempunyai kuku baja yang sangat tajam yang terkadang bisa berubah menjadi jarum suntik, dan mampu meneruskan kejahatannya dengan membantai orang melalui alam mimpi. Tak terasa, telah 10 tahun berlalu sejak Freddy Krueger beraksi untuk terakhir kalinya. Seluruh warga kota yang masih tersisa berhasil dicuci otak dengan obat-obatan penenang tertentu, sehingga mereka tidak bisa bermimpi lagi. Tidak bisa bermimpi lagi artinya secara langsung membuat kekuatan milik Krueger yang dikenal juga sebagai sang Raja Mimpi Jahat tidak berguna lagi. Namun sayangnya ketenangan tersebut tidak berlangsung lama, karena Freddy telah merencanakan skenario baru untuk menghadirkan kembali ketakutan di kota asalnya tersebut.

Caranya, dengan memanfaatkan salah satu ikon pembunuh berantai yang paling ditakuti yaitu Jason Voorhes (diambil dari film "Friday The 13th") dan secara licik menuntunnya bertualang ke Springwood untuk menghadirkan teror berdarah di sana. Kehadiran Jason dan nafsunya untuk melakukan pembantaian diramal akan menghadirkan bayang-bayang ketakutan bagi masyarakat kota, dan secara tidak sadar akan memunahkan obat penenang yang telah diberikan. Mereka akan kembali bermimpi buruk, dan Freddy siap hadir di sana meneruskan terornya yang telah tertunda selama satu dasawarsa.

Namun dasar sama-sama maniak, Jason berhasil melepaskan diri dari pengaruh Freddy dan meneruskan rencananya sendiri untuk menghadirkan ketakutan dalam kota. Apa yang terjadi seandainya dua pembunuh paling sadis, satu di alam nyata sementara yang lain beraksi di alam mimpi, beradu kekuatan? Banyak darah, mayat yang tertebaran dan yang pasti tentunya adalah suasana ketegangan pada sepanjang film.


Ide penyatuan dua tokoh jahat paling dikenal di dunia film ini sebenarnya telah lama tercetus, namun baru memasuki abad ke-21 rencana itu terlaksana. Untuk memberikan atmosfer kengerian yang terjaga pada kesuksesan film-film sebelumnya, tokoh pemeran Freddy Krueger yang telah dikenal orang berkat mimik khasnya yaitu aktor kawakan Robert Englund kembali dipanggil. Sementara itu, pemeran Jason Voorhes yang terakhir dimainkan Kane Hoedder, kali ini dipercayakan kepada aktor Ken Kirzinger.

Untuk tiga pemeran lainnya (baca: calon korban keganasan Freddy dan Jason) hanya dua nama yang mungkin tidak asing lagi bagi Anda, yaitu Monica Keena pemeran Abbie Morgan di serial remaja "Dawson’s Creek" dan Kelly Rowland yang tergabung dalam grup musik "Destiny’s Child". Sutradara film ini adalah Ronnie Yu, pembesut film Hong Kong "The Bride With White Hair" dan sekuelnya, dan terakhir menyutradarai film horor "Bride of Chucky" (1998).

Sutradara
Ronny Yu
Produser
Sean S. Cunningham
Penulis
Screenplay:
Damian Shannon
Mark Swift
Based on characters created by:
Wes Craven
Victor Miller
Pemain
Monica Keena
Kelly Rowland
Jason Ritter
Christopher Marquette
Lochlyn Munro
Katharine Isabelle
Brendan Fletcher
Zack Ward
Robert Englund
Ken Kirzinger
Distributor
New Line Cinema
Tanggal Release USA August 15, 2003
Durasi
97 min.
Negara
Canada
United States
Bahasa
English
Anggaran
$30,000,000 (est.)
Pendapatan Kotor
Worldwide:
$114,908,830
Diawali Wes Craven's New Nightmare
Jason X
Mengikuti Friday the 13th

Dhika's Sleepy Hollow


Kisah horor klasik sering mengambil dari cerita rakyat atau legenda seperti kisah hantu penunggang kuda tanpa kepala. Beberapa tempat yang berbeda di dunia ini punya legenda seperti itu. Legenda itulah yang menjadi basis dari fiksi horor klasik karya penulis Irving Washington yang bertajuk "Sleepy Hollow".

Nah, sutradara yang terkenal dengan film bernuansa kelam, Tim Burton pun tertarik mengangkat kisah klasik Irving Washington itu ke media layar lebar pada tahun 1999. Namun kisah di layar lebar yang juga bertajuk "Sleepy Hollow" itu telah mengalami penyesuaian agar bisa dinikmati penggemar film masa kini.

Kisahnya dimulai pada tokoh detektif polisi muda di New York pada tahun 1799, yaitu Ichabod Crane (Johnny Depp). Polisi muda itu lebih suka menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan untuk membuktikan kejahatan daripada melakukan penyiksaan demi mendapat pengakuan dari tertuduh seperti yang biasa dilakukan sesama polisi pada zaman itu. Keyakinan dan kegigihan Crane untuk menggunakan ilmu pengetahuan forrensik itu membuat para penegak hukum tidak suka padanya.

Seorang hakim New York yang brengsek sampai kehabisan kesabaran menghadapi Crane sehingga menyuruh polisi idealis itu untuk menyelidiki sederet pembunuhan aneh di daerah pedalaman Sleepy Hollow. Kepala para korban pembunuhan aneh itu dipotong dan dibawa pergi pembunuhnya sehingga para warga Sleepy Hollow yang hampir seluruhnya merupakan keturunan Belanda hanya menemukan para jasad korban tanpa kepala. Teror kejahatan itu dipercayai oleh penduduk desa itu dilakukan oleh hantu penunggang kuda tanpa kepala, "Headless Horseman" yang merupakan legenda daerah itu.

Kabarnya hantu itu membalas dendam atas pembunuhannya pada banyak tahun lalu. Tentu saja Crane yang merasa sebagai orang rasionalis tidak percaya pada keyakinan para warga desa Sleepy Hollow itu. Sayangnya kedatangan Crane disambut dingin oleh para warga Sleepy Hollow termasuk warga kelas elit seperti hakim ataupun Baltus Van Tassel, tuan tanah terbesar wilayah itu. Untunglah ada segelintir orang bersedia membantunya karena ingin teror itu berakhir seperti Katrina Van Tassel (Christina Ricci). Crane dan Katrina saling jatuh cinta, namun membuat seorang pria muda, Brom Van Brunt (Casper Van Dien) yang mencintai Katrina, cemburu dan benci kepada Crane.

Sutradara Tim Burton
Produser
Scott Rudin
Adam Schroeder
Francis Ford Coppola
Larry J. Franco
Penulis Washington Irving (The Legend of Sleepy Hollow)
Kevin Yagher (screen story)
Andrew Kevin Walker (screen story and screenplay)
Tom Stoppard (uncredited)
Pemain Johnny Depp
Christina Ricci
Miranda Richardson
Michael Gambon
Casper Van Dien
Jeffrey Jones
Christopher Lee
Richard Griffiths
Ian McDiarmid
Michael Gough
Christopher Walken
Musik
Danny Elfman
Film
Emmanuel Lubezki
Editing
Chris Lebenzon
Joel Negron
Studio Mandalay Pictures
American Zoetrope
Distributor Paramount Pictures (USA)
Pathé (UK)
Tanggal Release November 19, 1999
Durasi
105 min.
Negara
United States, Germany
Bahasa
English
Anggaran
$80,000,000
Pendapatan Kotor
$206,071,502

Rabu, Mei 06, 2009

Dhika's War of the Worlds


Judul: War of the Worlds
Sutradara: Steven Spielberg
Skenario: Josh Friedman
Pemain: Tom Cruise, Dakota Fanning, Tim Robbins, Miranda Otto
Produksi: Paramount Pictures



Kilat beruntun menyambar di kawasan pinggiran Amerika. Tanah retak, tubuh-tubuh hangus, tak ada sejengkal tanah yang terasa aman. Lalu, entah bagaimana, makhluk raksasa pencabut nyawa itu--berbentuk seperti sebuah perkimpoian laba-laba dan cumi-cumi mesin makh-luk angkasa--begitu saja muncul dari pusaran bumi! Teror! Mereka menciptakan teror, kehancuran, dan pemusnahan dunia.

Syahdan, hari itu Ray Ferrier (Tom Cruise), buruh peti kemas di kota kecil New Jersey, tengah mendapat giliran mengurus dua anaknya, Robbie Ferrier (Justin Chatwin) dan Rachel Ferrier (Dakota Fanning), bergantian dengan mantan istri, Mary Ann Ferrier (Miranda Otto). Hari nahas buat Ray dan jutaan manusia lain menjadi bulan-bulanan makhluk raksasa yang mencaplok, mengisap darah mangsanya dengan kaki--mirip cumi-cumi--untuk kekuatan diri.

Ray semakin panik ketika mengetahui Rachel mengidap klaustrofobia, ia tak boleh stres. Robbie, sang abang, terlalu kritis terhadap keputusan-keputusan yang diambil ayahnya pada saat krisis. Maka, jadilah skenario ini menggabungkan pelajaran "Parenting 101" terhadap Ray (yang tampaknya terlalu muda untuk mempunyai putra berusia remaja) dan kekalutan mencari tanah yang aman dari serbuan makhluk asing yang tak kunjung jelas maksud kedatangannya ke bumi. Tentu saja semua kekalutan ini malah membuat Ray menjadi dekat dengan kedua anaknya, Robbie yang keras kepala dan Rachel yang manis dan penurut, acung jempol untuk akting Dakota Fanning.

Sutradara Steven Spielberg memulai kisah ilmiah klasik dari novel H.G. Wells yang dibuat tahun 1898. Ia memiliki naskah skenario radio asli dari sebuah lelang.

Awalnya, ia sudah mau mengangkatnya ke layar lebar pada tahun 1990-an. Namun film Independence Day karya Ronald Emmerich, yang pernah memproduksi film ilmiah seperti Godzilla, mendahului pada 1996. Pada tahun itu muncul juga Mars Attack, yang bertabur bintang top Hollywood seperti Jack Nicholson, Glenn Close, dan Annette Bening. Kedua film ini juga mengambil tema invasi makhluk luar angkasa. Spielberg harus menunggu.

Niat terpendam itu muncul lagi. Spielberg ingin membuat film fiksi ilmiah bersama Tom Cruise, yang pernah diajak dalam Minority Report (2002). Tema kali ini soal kehancuran dunia bukan oleh manusia, melainkan oleh makhluk di luar planet ini.

Gayung bersambut dari Tom Cruise penganut "agama" scientology. Film fantasi ilmiah sudah jadi keahlian Spielberg. Ia berpengalaman membuat film berbasis teknologi seperti ET the Extra Terrestrial pada 1982--makhluk ET digambarkan baik--Artificial Intelligence (2001), dan dua film yang meraih sukses besar, Jurassic Park (1993) dan The Lost World: Jurassic Park (1997). Film-film itu selalu terhitung sukses secara komersial, sehingga Spielberg tampak menjadi sineas spesialis film sci-fi. Bahkan film Jurassic Park bukan hanya menghidupkan minat dan tren di kalangan bocah terhadap kehidupan dinosaurus, tetapi memberi inspirasi teknis kepada sutradara George Lucas dalam eksekusi trilogi prekuel Anakin.

Namun, selain sukses dalam film sci-fi, Spielberg juga membuktikan dia mampu melahirkan film drama sejarah dalam Schindler's List, kisah nyata Oscar Schindler. Tujuh Piala Oscar, termasuk sutradara terbaik diborong. Juga lima Oscar--lagi-lagi dia sutradara terbaik--dalam Saving Private Ryan, yang dijuluki film sentimental tentang perang.

Menyajikan makhluk luar angkasa memang selalu jadi dilema, apakah para sineas ingin menyajikan makhluk fiktif itu secara visual (seperti yang terjadi dengan film ini atau Mars Attack) atau hanya menyajikan rasa tegang melalui efek kedatangan makhluk asing itu (seperti dalam serial The X-Files pada season awal). Cara The X-Files menjadi pilihan sineas tahun 1990-an, lebih karena rasa takut dan tegang lebih meningkat melalui sugesti daripada jika disajikan dengan jelas melalui visual. Apalagi jika makhluk luar angkasa itu lebih seperti mainan videogame anak-anak.

Spielberg tampaknya mengaku gaya seperti itu sudah "lewat". Dia berani menyajikan makhluk-makhluk itu. Dan celakanya, karena ini film "realis", kemunculan makhluk-makhluk asing itu tampak artifisial dan lebih menggelikan daripada menakutkan.

Akhir cerita malah lebih mengecewakan (dan sebaiknya tidak perlu diberitahukan, bukan karena ini sebuah suspense besar, melainkan karena terlalu lucu). Mungkin tak semua hasrat perlu diaktualisasi. Hasrat membuat Schindler's List memang perlu diwujudkan. Tetapi gairah membuat film tentang "perang melawan makhluk angkasa" (dan pahlawannya, wow, buruh yang kok ganteng betul), jika tidak istimewa betul, mungkin sebaiknya disimpan saja untuk dongeng anak sebelum tidur. Kecuali jika Pak Spielberg punya cara yang jauh lebih unik dalam penggarapannya.

(Dari Majalah TEMPO Edisi. 19/XXXIV/04 - 10 Juli 2005)